Munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kalsel menjelang Idul Adha membuat harga daging segar di pasaran merangkak naik. Hal ini akibat berkurangnya distribusi dari daerah pemasok hewan ternak yang dihentikan sementara.
Saat ini harga daging
di pasaran sempat mencapai Rp150 ribu per kilogram. Kisaran kenaikan harga daging
sapi saat ini sebesar Rp10 ribu sampai dengan Rp15 ribu pada semua jenis bagian
dari daging sapi per kilogramnya (KG).
Untuk mengatasi wabah PMK
tersebut, upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan gerak cepat
dalam penanggulangan dan pengendaliannya. Dengan tim kesehatan hewan provinsi bekerjasama
dalam pengobatan, pemberian vitamin biosekuriti yang ketat dan pengetatan
lalulintas ternak.
Kepala Disdag Kalsel pun
mengharapkan harga daging sapi segera normal seiring gerak cepat yang dilakukan
Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel yang melakukan observasi ke
beberapa sentra peternakan.
Sempat
Terkonfirmasi PMK, 39 Ekor Hewan Ternak di Kalsel Sembuh
39 hewan ternak yang
terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kalsel telah dinyatakan
sembuh.
Hewan ternak yang
dinyatakan sembuh tersebut terdiri dari 33 ekor sapi di Desa Bumi Jaya
Kabupaten Tanah Laut dan enam ekor kambing di Desa Pendulangan, Kabupaten Hulu
Sungai Utara.
Ini juga langkah gerak
cepat yang dilakukan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, dalam
upaya mencegah penyebaran PMK di wilayah Kalsel.
Dikatakan Kepala
Disbunnak Kalsel, Suparmi sejak mewabahnya PMK di Jawa Timur, sebagai wilayah
yang dekat dan berbatasan langsung dengan Jawa Timur memiliki risiko untuk tertular
cukup tinggi. Tentu saja menyebabkan ditemukannya beberapa ternak terindikasi
terinfeksi PMK di wilayah Kalsel.
"Kami bekerjasama
dengan tim kesehatan hewan provinsi berupa pengobatan, pemberian vitamin
biosekuriti yang ketat dan pengetatan lalulintas ternak," kata ia, Kamis
(2/5/2022).
Sehingga, berdasarkan
hasil uji Balai Veteriner Banjarbaru, 39 hewan ternak tersebut dinyatakan
sembuh.
Untuk itu, menjelang Hari
Raya Idul Adha ia mengimbau kepada
masyarakat agar tidak perlu khawatir untuk membeli hewan kurban dan tetap mengkonsumsi
daging hewan kurban.
Mengingat daging yang
dihasilkan dari hewan yang terinfeksi PMK dan dipotong di rumah potong hewan
yang ditunjuk pemerintah, dapat dikonsumsi masyarakat melalui prosedur
penanganan yang tepat.
"Kami juga sudah
memeriksa, masyarakat dapat membeli hewan kurban yang sehat dan bebas
PMK," ujarnya.
Ditambahkannya, ternak
kurban juga akan dipastikan sehat dan bebas PMK berdasarkan pemeriksaan dokter
hewan di wilayah masing-masing.
Ternak kurban yang berasal
dari luar daerah juga dipastikan aman, karena Kalsel hanya memberikan izin
pemasukan dari daerah yang masih dinyatakan bebas PMK dan wajib menyertakan
Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang menyebutkan bahwa ternak tersebut
sehat dan bebas PMK.
Dalam hal ini Disbunnak
juga membuka posko pengendalian dan penanggulangan PMK Kalsel dan hotline
pelaporan dugaan ternak terindikasi PMK.
Harga
Daging Sapi di Banjarmasin Merangkak Naik, Capai Rp150 Ribu Per Kilogram
Harga daging sapi terus merangkak
naik di pasaran hingga menyentuh harga Rp150 ribu per kilogram.
Hal tersebut diungkapkan
salah satu pedagang daging di Pasar Antasari, Banjarmasin Tengah, Sarifah.
Sebelumnya harga daging Rp135 ribu per kilogramnya. "Kenaikan harga daging
terjadi setelah adanya virus PMK," tuturnya, Kamis (2/5/2022).
Sehingga menyebabkan
ketersediaan daging sapi untuk konsumsi mengalami kekosongan karena beberapa
daerah pemasok sapi di luar Kalsel seperti Madura dan Bali terpaksa ditutup
sementara.
Apalagi hewan ternak
masuk ke Banjarmasin harus ada izin dan pemeriksaan yang ketat sehingga sangat
sulit masuk dari luar Kalsel. "Saat ini penjualan menurun dari
biasanya," imbuhnya.
Kepala Dinas Perdagangan
dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichroom Muftezar menyampaikan
bahwa kenaikan harga daging di pasaran, disebabkan pengaruh terjadinya pembatasan
lalu lintas hewan ternak.
Sehingga ketersediaan
pasokan hewan ternak seperti sapi dan kambing sangat terbatas, yang berpengaruh
pada harga dagi sapi di pasaran. "Kami terus koordinasi dengan Disperdagin
Kalsel memastikan ketersediaan hewan ternak," pungkasnya.
Cegah
PMK, Pengiriman Hewan Ternak Luar Daerah Dibatasi, DKP3 Banjarmasin: Kita Pakai
Hewan Ternak Lokal
Mewabahnya virus Penyakit
Mulut dan Kaki (PMK) pada hewan ternak membuat Kalsel melakukan pembatasan lalu
lintas rentan (sapi, kambing, domba dan babi) baik yang keluar maupun yang
datang dari wilayah luar pulau Kalimantan.
Hal itu sebagai upaya
peningkatan pengendalian dan pengawasan virus mematikan hewan ternak itu agar
tidak meluas dengan cepat.
"Kami masih belum
tau kapan berakhirnya lockdown itu," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan
Hewan DKP3 Kota Banjarmasin, Teuku Inayatsyah Jumat (12/5/2022).
Inayat menyampaikan bahwa
penutupan pengiriman hewan ternak dari luar daerah itu, masih bisa disiasati.
Sebab pihaknya masih bisa
mendapatkan hewan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau lokal untuk memenuhi
kebutuhan daging bagi warga. "Kita masih bisa dapat sapi lokal maupun
kerbau rawa," ucapnya.
Ia menerangkan bahwa
perlakuan penanggulangan virus tersebut, mirip dengan penanganan saat wabah
Covid-19.
Sehingga pemerintah pusat
akan mengedarkan vaksinasi PMK dalam dua - tiga bulan mendatang, yang saat ini
masih diuji sample untuk jenis vaksin yang akan disuntikan.."Masih belum,
kita tunggu saja vaksin tersebut," kata ia.
Inayat menyampaikan bahwa
hewan ternak di Kalsel tidak perlu dikhawatirkan akan penyebaran virus PMK itu.
Dikarenakan Kalsel
terutama Banjarmasin bukan salah satu daerah pusat pembibitan hewan ternak,
sehingga penyebaran virus itu sangat kecil terjadi. "Insya Allah di kita
aman, karena kita buka daerah pembibitan hewan ternak," ujarnya lagi.
Kendati demikian pihaknya
terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip biosekuriti di peternakan hewan.
Seperti isolasi hewan
sakit atau terduga penyakit, sanitasi (cleaning dan desinfeksi) dan kontrol
pergerakan hewan, serta pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan sebagai
upaya pencegahan akan penyebaran virus tersebut.
Wabah
PMK Sebabkan Harga Daging Sapi Naik Di Kalsel
Dampak wabah penyakit
mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi berpengaruh pada
kurangnya suplai dan kenaikan harga daging sapi di Kalsel.
"Sangat berpengaruh
mengingat pasokan sapi di Kalsel masih sangat tergantung dengan daerah
lain," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel, Birhasani, Jumat
(20/5/2022)
Terlebih kata ia di
Kalsel juga sudah ada beberapa sapi yang tertular PMK, sehingga ada beberapa
daerah sentra peternakan sapi yang melakukan penutupan sementara, seperti
diberhentikan sementara kegiatan di rumah potong hewan yang ada di Pelaihari,
Kabupaten Tanah Laut.
"Jadi suplai dari
daerah Pelaihari ke daerah lain berkurang dan berpengaruh kepada suplai daging
segar ke tingkat pasaran," ungkapnya.
Berkurangnya suplai
daging sapi yang ada di Kalsel, juga berpengaruh pada harga daging sapi saat
ini yang naik hingga Rp10 ribu sampai 15 ribu per kilogram (KG).
"Misalkan daging
khas tadinya Rp135.000 per KG sekarang mencapai Rp150.000," pungkasnya.
Disbunnak
Kalsel Cepat Tangani Kasus PMK, Birhasani Harapkan Harga Daging Kembali Normal
Dinas Perdagangan
(Disdag) Kalsel harapkan harga daging sapi segera normal seiring gerak cepat
yang dilakukan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel.
Birhasani menyebutkan,
kisaran kenaikan harga daging sapi saat ini sebesar Rp10 ribu sampai dengan
Rp15 ribu pada semua jenis bagian dari daging sapi per kilogramnya (KG).
Lanjutnya, saat ini
Disbunnak Kalsel, sudah melakukan observasi ke beberapa sentra peternakan dan
ditemukan beberapa sapi yang terjangkit PMK. "Disbunnak sudah mengatasi
hal itu dengan gerak cepat," kata Birhasani, Kamis (2/6/2022).
Saat ini ada beberapa sentra peternakan sapi di Kalsel yang melakukan penutupan sementara, karena suplai daging sapi asal Jawa Timur yang dihentikan akibat PMK yang mempengaruhi harga daging sapi di pasaran. "Diharapkan harga daging kembali normal,”pungkasnya. (*)
Posting Komentar